Oke, gue baru aja baca kiriman salah satu anggota dalam grup. Pertama kali gue baca gue langsung mengangkat alis gue. Judulnya kapital semua, persis kayak judul Lingkar Opini gue kali ini. Tulisan tersebut berasal dari salah satu screenshotan yang gue pikir karya tulis dari pemilik sebuah website gue pikir (sorry kalau salah) dan itu berisi tentang hal-hal kebaikan tentang dakwah. And sorry to say sorry, gue gak mau labelling disini alias sebut merek. Gue gatel banget pengen nimpalin di grup, cuma gue rasa itu bukan forum jadi gue pikir lebih baik PC langsung orangnya. Tulisan gue ini lagi-lagi pengen ngajak kepala orang buat melihat dari kacamata lain. Walaupun, kesimpulan setelah membaca gue serahkan pada pembaca. Isi screenshot tsb begini: ONLY GOD CAN JUDGE ME Sejatinya perkataan “Only God can judge me” Hanya untuk mereka yang terlanjur senang dengan maksiat yang telah mereka lakukan ketika diingatkan tentang kesalahan-kesalahan barulah kata-kata...
Lingkar Opini Ada banyak wanita, termasuk teman-teman sekitar gue yang belum berhijab merasa, “lantas, kalau gue belum hijaban, auto buruk gitu?” Please, gaes, mereka itu bukan karena gak mau dan gak ada niat, cuma karena emang belum terdorong aja buat make. Karena standardisasi orang sekitar terhadap orang yang berhijab pun makin rumit. Misal, “lo kan hijaban, masa sih masih main sama cowok?” Seakan orang yang berhijab itu gaboleh satu pun melakukan kesalahan. Bener-bener bakal diliat dan lebih sensitif dikomentari. “Malu dong sama hijab lo.” Pertama, gue bahkan bingung sama pertanyaan itu. Seakan berhijab itu adalah membatasi. Walaupun gue tahu hijab itu sendiri adalah batasan. Menurut gue sih, main sama cowok itu bukan dosa yang harus diramaikan untuk dijauhi. Main sama cowok di kepala lo itu kayak apa sih maknanya? Gue juga heran suka dapet nyinyiran cuma karena kebiasaan hari-hari gue yang dekat sama cowok. Coba tanyain temen-temen cowok gue satu-satu, kalau ...