Skip to main content

ONLY GOD CAN JUDGE ME BERBANDING LURUS DENGAN URUS SAJA URUSANMU?



 Oke, gue baru aja baca kiriman salah satu anggota dalam grup. Pertama kali gue baca gue langsung mengangkat alis gue. Judulnya kapital semua, persis kayak judul Lingkar Opini gue kali ini. Tulisan tersebut berasal dari salah satu screenshotan yang gue pikir karya tulis dari pemilik sebuah website gue pikir (sorry kalau salah) dan itu berisi tentang hal-hal kebaikan tentang dakwah. And sorry to say sorry, gue gak mau labelling disini alias sebut merek. Gue gatel banget pengen nimpalin di grup, cuma gue rasa itu bukan forum jadi gue pikir lebih baik PC langsung orangnya.
 
Tulisan gue ini lagi-lagi pengen ngajak kepala orang buat melihat dari kacamata lain. Walaupun, kesimpulan setelah membaca gue serahkan pada pembaca.

Isi screenshot tsb begini:
ONLY GOD CAN JUDGE ME
Sejatinya perkataan “Only God can judge me”
Hanya untuk mereka yang terlanjur senang dengan maksiat yang telah mereka lakukan ketika diingatkan tentang kesalahan-kesalahan barulah kata-kata tersebut keluar.
Sebenarnya perkataan “Only God can judge me” sama dengan  “Urus saja urusanmu” Padahal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perkataan yang Allah benci adalah ketika seorang muslim mengingatkan saudaranya, kemudian dia berkata (urus saja urusanmu).” HR. Muslim

Demikian. Sebagai manusia yang sering ngeyel sama apa kata orang, gue mau mengomentari tulisan tersebut. Sebelumnya, gue udah tanya yang bersangkutan melalui personal chat, apakah dia sendiri setuju dengan apa yang dia kirim? gue jelaskan secara singkat kalau gue disagree with that. Gue belum dapat balasan karena chat gue belum dibaca hehehe

Bagi gue, ketika seseorang mengirim sesuatu untuk disebarkan tujuannya pasti memberitahu. Iya, kan? terlepas si pengirim setuju atau tidaknya dengan apa yang dia kirim.
Cuma.. gue udah gatel banget buat nulis ini. Otak gue udah minta dikeluarin.

WHY?
Here we go..

Pertama, gue pikir tulisan tersebut (kecuali haditsnya) adalah sama halnya pada tulisan gue kali ini. Yakni HANYALAH OPINI, ASUMSI, PENDAPAT, atau sejenisnya. Kenapa? karena kata-kata itu selalu bersifat bebas. Dalam artian, bebas dimaknai apapun based on our thoughts. Beda kepala beda pemahaman. Kalau sudah beda pemahaman akan beda sudut pandang. Kalau sudah beda sudut pandang, pasti beda penilaian. Lo harus setuju sama gue? Enggak. Silakan lo baca opini gue ini tapi gue gak pernah maksa pembaca buat setuju sama opini gue ini. Karena pemahaman lo sama gue ya beda.

Kedua, gue ingin memberi komentar pada bagian:
Sejatinya perkataan “Only God can judge me”
Hanya untuk mereka yang terlanjur senang dengan maksiat yang telah mereka lakukan ketika diingatkan tentang kesalahan-kesalahan barulah kata-kata tersebut keluar.

Gue pikir ini adalah sangat teramat sebuah asumsi. Kenapa? karena gue bisa memberi asumsi bahwa:
Sejatinya perkataan “Only God can judge me”
Hanya untuk mereka yang terlanjur berpikir bahwasannya penilaian terbaik dan teradil memanglah penilaian Tuhan. Sebab itu, ini adalah sebuah rambu untuk kita ketika menilai seseorang. Atau bisa jadi ini adalah sebuah refleksi diri untuk memberi nasihat pribadi pada diri sendiri ketika kita mengingatkan orang lain.
Atau enggak, lo bisa kali berasumsi yang lain kan?
Gue yakin pasti ada lagi asumsi yang berbeda, yang gak sama  dengan pemilik tulisan tersebut, pengirim screenshotan tsb, dan asumsi menurut gue.

Ya paling enggak, lo gak berpikiran Only God can judge me itu cuma diperuntukkan bagi mereka yang gemar maksiat? WHAT THE HELL ON THIS? Gemar maksiat?

Sudut pandang lain bisa lo ambil dari percakapan antara wali dosen dengan seseorang, misalnya. Dan misalnya lagi seseorang itu adalah gue.

Waldos            : “nilai kamu turun. Kamu gak pernah belajar ya kalau di kosan? Jangan jadi pemalas ya.”
Gue                 :“Saya belajar Pak. Cuma lagi kacau aja pas ujian. Biasanya juga bisa. Ya jadi
Cuma bisa dapet segitu.”
Waldos            : “kalau kamu belajar, gak akan dapat segitu. Pasti bisa lebih.”

Dalem hati gue “ only God can judge me, Sir!” karena si waldos ini gak tahu kalau gue bener-bener mati-matian belajar buat naikin nilai. Progress gue di kelas, misalnya. Dosen mata kuliah yang bersangkutan saja mengakui kalau nilai gue sehari-hari naik. Gue lebih banyak aktif. Tapi kenapa kok bisa gak sesuai di ujian? 

Perbedaan waldos sama dosen matkul gue hanya satu : Waldos gue gak tahu gimana gue berproses hanya melihat hasil. Sedangkan dosen mata kuliah yang bersangkutan tahu keseharian gue yang menunjukkan kalau gue ada tingkatan buat memperbaiki nilai.

HANYA SOAL SUDUT PANDANG MEREKA, RYT?

Ketiga,  mari kita lihat makna dari Only God can judge me itu sendiri.

Only God can judge me artinya Hanya Tuhan yang dapat menilai saya.

Gue mau tanya , esensinya terletak dimana, kok bisa Only God can Judge me itu berbanding lurus dengan Urus saja urusanmu? Gue mikir keras berkali-kali. Setelah pertama kali gue mengangkat alis pas baca ini, gue pun mengulang-ngulang untuk membaca tulisannya lagi dan lagi. Kenapa? karena setiap yang gue baca, pasti gue pikirin lagi. Ah, yang benar? Begitu yang terlintas di pikiran gue.

Lagi-lagi, gue berkesimpulan si penulis hanya melihat makna lain dari Only God can judge me hanya dari sudut pandang beliau sendiri. Kemungkinan neeeh, penulis tersebut memang berniat baik untuk memberi rambu jangan mudah mengatakan Only God can judge me ketika sedang diperingatkan karena itu sama saja lo mengingkari nasihat yang datang. Menurut beliau kan? Gue sih enggak.

Keempat. Kutipan dari bagian :
Sebenarnya perkataan “Only God can judge me” sama dengan  “Urus saja urusanmu” Padahal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perkataan yang Allah benci adalah ketika seorang muslim mengingatkan saudaranya, kemudian dia berkata (urus saja urusanmu).” HR. Muslim

ENG ING ENG.... JENG JENG...

Gue pikir itu cocoklogi?

Sebenarnya perkataan “Only God can judge me” sama dengan  “Urus saja urusanmu”

HMMMMMM HMMMMMMMM HMMMMMMMMMMMMMM HMMMMMMMMMMMMMM

Kemudian, dengan niat kebaikan dikaitkan dengan hadits..

Untuk hadits, ya, gue mana mungkin bisa mengelak. Memang benar tak boleh kita mengeluarkan urus saja urusanmu. Kecuali, kalau memang esensi urus saja urusanmu ini bisa digantikan dengan kalimat lain.

Menurut gue sesuai kondisi sih kalau kita mengeluarkan kalimat “Only God can judge me.”

Kebanyakan orang lebih suka menelan mentah-mentah tulisan tanpa ditelaah kembali. Sampai-sampai sebegitu bar-barnya cocoklogi sebagai jawaban. Memberi peringatan itu baik, tapi lagi-lagi carilah cara yang baik. Jangan sampai menyebalkan. Jangan sampai menjatuhkan. Jangan sampai memalukan orang yang diperingatkan. Kalau hanya cocoklogi karena sebuah asumsi pribadi dan dikaitkan dengan hadits pula, itu tuh... HMMMM

Gue cuma mau berpesan kepada diri gue sendiri.
"Ketika lo dinasihatin orang, maka lo dengerin sebisa mungkin. Tetapi ketika lo jadi penasihat, maka lo harus sadar sejatinya itu nasihat buat diri lo juga. Seburuk-buruknya penasihat adalah mereka yang menjatuhkan siapa yang dinasihati. Jangan pernah jadi penasihat terburuk."

TERUSSSSS

“Sejatinya, apa yang kau lontarkan pada orang lain, adalah makanan untuk lidahmu sendiri.”

Comments

  1. Slotty Vegas Casino - Mapyro
    The slotty Vegas 구미 출장마사지 Casino offers an elegant ambiance with slots, 상주 출장안마 video 경기도 출장샵 poker machines, 문경 출장마사지 and live casino gaming. A unique 강원도 출장마사지 gaming experience in the

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fakta Monokrom Jingga

Monokrom Jingga adalah kisah perjalanan seorang perempuan yang jatuh cinta terhadap sahabatnya sendiri. Ini adalah tulisan ke-sekian gue yang gue putusin buat “udahan” dalam menulis. Gue adalah seorang pengarang yang masih belum disiplin dalam menulis. Gue susah fokus. Ada banyak tulisan yang mau gue jadiin novel dan itu masih berceceran. Sampai sekarang gue punya sebanyak tujuh naskah. Dua sudah selesai yaitu Monokrom Jingga (kedua) dan BIMESA atau Biarkan Mengalir seperti Air (pertama). Sisanya lima naskah masih ogah-ogahan gue sentuh.   Buruknya gue dalam menulis ya gak disiplin. Sedih gue juga. Tahun ini mau gue usahain gue harus disiplin sama apa yang gue mau. Oke, gue mau kasih tahu 3 Fakta tentang Monokrom Jingga yang tadinya mau gue pendam aja, alias cukup gue sama teman pena aja yang tahu “apa sih sebenarnya yang bikin lo nulis tentang beginian? Sebenarnya ini kisah siapa?” 3 FAKTA MONOKROM JINGGA 1.       Mojing adalah karya yang gak akan pernah selesai. Kena

Setelah SMA, Ngapain?

Setelah SMA, gue mau kemana ya? Haloo gaes. Buat adik-adik yang lagi gundah gulana mikirin masa depan hidup lo untuk ke depannya, gue mau memberi pencerahan sedikit. Gue mau berceloteh dari sudut pandang gue yang hanya seorang manusia biasa-biasa aja. Bisa karena gue belajar. Gue gak pinter, otak gue gak seencer teman-teman gue. Gue paling males mikir (please gak usah dijawab, “Males mikir? Mati aja lo.” Gue mau jadi pemikir pada hal yang gue suka aja. Menulis, misalnya. Eksplor dunia lebih luas lagi, misalnya. Gue tertarik sama literasi, hukum, politik, keyakinan seseorang, juga seni.Gue tertarik sama cowok dan duit juga. Normal guuuullllllssss WKWKWK OK LANJOOOOOOOT Udah berapa hari lo jadi anak SMA/SMK kelas tiga? Gue cuma mau ngingetin, kelas tiga itu bentar banget gaes. Singkat gitu waktunya, tau-tau aja besok udah Ujian Nasional atau Ujian Praktik.   Paling-paling lo bakal rasain capeknya jadi kelas tiga. Tapi yang lo rasain di kelas tiga ini masih di tahap san